Wednesday, 29 January 2014

Membuat Switching Power Supply dari bekas Trafo TV

Power Supply dalam segala hal yang berbau elektronika sangat lah vital, karna tanpa Power Supplya maka perangkat elekronika tidak akan bisa bekerja, yang namanya Power Supply tentu tidak lepas dari Trafo (Transformer). Trafo itu sendiri ada berbagai macam, dilihat dari kegunaannya ada Trafo Step-Up, Trafo Step-Down, diliat dari segi fisiknya ada yang dari inti besi dan ada dari yang dari inti ferite, dll. untuk membuat trafo kita harus mengetahui rumusnya, namun disini saya tidak akan membahas mengenai rumus membuat trafo, melainkan saya akan membagikan pengalaman saya dalam memanfatkan Trafo Switching bekas TV untuk di pergunakan menjadi Power Supply yang bisa dimanfaatkan untuk Power Supply Audio Power OCL dan keperluan lain yang memerlukan Power Supply. Awalnya saya terinpirasi dari sebuah SPK aktive (kalau tidak salah mereknya Polytron) dan saya liat tidak menggunakan trafo besi, melainkan Switching model seperti TV dan Transformernnya juga sebesar Trafo Sewitching TV 21 Inch, dan jenis Power audionya OCL pakai Transistor 4 biji yaitu TIP3055/TIP2955 masing-masing 2 biji, dan speakernya 4 buah masing-masing 8 Inch. Suara menggelaegar stabil, waktu musik berjalan saya coba ukur tegangan tetap mantap dan stabil. Kalau saya lihat pada SPK aktive model ini yang pakai Trafo besi stidaknya Trafo-nya sekitar 5A lebih mungkin 6-7A. Dibawah ini saya sempatkan jepret sebuah Amplifier yang menggunaka Switching Regulator, ini mirip dengan Rangkaian Power Supply Komputer, perhatikan gambarnya
Atas dasar pengalalaman itulah maka muncullah ide untuk memanfatkan Trafo Switching TV dan untuk men-drivernya saya gunakan Switcing Power Supply Modul atau yang lebih dikenal dengan GACUN yang banyak di jual di toko elektronika dengan harga berpariasi skitar Rp. 22.500 sampai Rp. 25.000. Oke, kita lanjut saja. Lihat saja Sekemanya dibawah ini. Ada dua macam skema yang pertama tanpa rangkain Optocoupler dan yang kedua memakai rangkaian Optoupler Skematik dibawah ini adalah rangakaian Power Supply dengan memanfaatkan Trafo Switching bekas TV namum rangkaian Optocuplernya tidak digunakan, rangkaian ini sudah saya gunakan dan sering saya pasang pada Power Audio OCL, kadang juga saya rangkai untuk mengganti Trafo Besi pada SPK aktive jika Trafonya rusak atau terbakar. Hasilnya sama dengan menggunakan trafo biasa 5A, makanya saya sekarang ga pernah beli Trafo besi. Jika ingin mendapatkan Arus yang besar tentu mempergunakan Trafo Switcing yang besar dan kawat email yang besar atau terdiri dari kawat email kecil yang di gandeng dilillit bareng. Bagi shobat yang ingin mencoba silah kan di ikuti tahap-tahap nya. Skematik dibawah ini juga rangkaian Power supply dengan
memanfaatkan Trafo Switching bekas TV, namun rangkaian ini menggunakan Optocoupler sehingga tegangan lebih mantap dan stabil, tidak mengikuti tegangan input yang naik turun, rankaian ini juga akan protect jika tegangan ouput mengalami short.
Keterangan: Lilitan Primer adalah 110 lilit dan dibagi jadi dua bagian yaitu: P1: 55 lilit. Ø kawat email 0.6mm P2: 55 lilit. Ø kawat email 0.6mm Lilitan Sekunder S1: 24 lilit. Ø kawat email 1mm S2: 55 lilit. Ø kawat email 0.2mm Cara membuat lilitan Yang perlu mendapat perhatian dalam melilit ulang adalah lilitan searah jarum jam dan dililit serapi mungkin dan jangan sampai ada yang short. Cara membuat lilitannya adalah sebagai berikut: Buka koker ferite nya dan lilitan aslinya Buat lilitan baru, dimulai dengan lilitan Primer, P1: 55 lilit. Ø kawat email 0.6mm. Solderlah kawat pada tab yang tersedia dan mulailah melilit sampai itungan yang ke 55 kemudian solderlah ujung penghabisan pada tab yang ada. ingat dan tandai ujung awal liltan tadi, karna ujung itulah nanti yang akan disambungkan langsung ke positive 220v - 300v Dilanjutkan membuat liltan Skunder yang pertama, S1: 24 lilit. Ø kawat email 1mm. Liltan sekunder ini untuk mendapatkan tegangan ganda (24v - CT - 24v). Caranya: solderkan ujung kawat pada tab yang ada kemudian buat lilitan sebanyak 12 lilit kemudian solderlkanlah pada tab yang ada (tab ini adalah untuk CT/Centre Tab). kemudian lanjutkan 12 lilitan lagi. Bisa jugan dengan melilit dua buah kawat bareng 12 lilit kemudian ujung akhir kawat pertama di hubungkan dengan ujung awal kawat kedua pertemuan ini dinamakan CT (centre tab) Selanjutnya kita buat lilitan skunder yang kedua, S2: 55 lilit. Ø kawat email 0.2mm. Lilitan ini untuk mendapatkan tegangan 110 untuk rangkaian optocoupler jika akan menggunakannya, tapi jika tidak menggunakan rangkaian optocoupler maka lilitan ini ditiadakan saja Membuat lilitan untuk rangkaian tambahan, misalnya 12v untuk fan, 15-ct-15 untuk tone control, dll. cara melilit sama tapi gunakanlah kawat halus saja karna arus yang dibutuhkan kecil saja, jadi menggunakan kawat 0.2 saja sudah memadai. Jumlah lilitan nya adalah: 12volt liltannya sebanya 6 lilit. dan utuk rangkaian tone control biasanya dilengkapi dengan IC Regulator 7815 dan 7915 maka tegannya kita buat saja 18v-ct-18v. Untuk mendapatkan tegangan 18v-ct-18v langkanya sama dengan langkah no 3 tapi jumlah lilitannya 9 lilit Tab Setelah dirasa cukup dan selesai membuat lilitan Skunder nya, maka ditutup dengan liltan Primer yang kedua (P2: 55 lilit. Ø kawat email 0.6mm). Caranya: Solderlah ujung kawat yang mau dililit pada tab akhir liltan Primer yang pertama tadi, kemudian buat lilitan dengan rapi sebanyak 55 lilit dan solderlah ujungnya pada tab yan tersedia. tandai dan ingat bahwa ujung ini nantinya aka disambungkan ke rangkaian Switching Power Supply Modul pada kabel warna merah Setiap mendapat satu lapis lilitan, jangan lupa di beri isolasi, atau isolasi yang lama bisa di gunakan lagi. Selesai dah membuat lilitannya... gampang kan...??!! Nah... setelah diliat rangkaiannya, dan baca keterangannya sederhana saja kan??? cukup dibuat pakai PCB bolong aja bisa. Hanya dibutuhkan ketelitian dan kesabaran juga kehati-hatian. Nih gambar rangkaian jadinya. Ini saya gunakan Trafo Switching TV 29 merek Cina. Rangakaian Penyerarah bagian outputnya tidak saya gabung, karna ini saya pasang untuk OCL 300watt yang langsung ada rangkaian dioda penyearah dan Elconya.
Dibawah ini adalah gambar Switching Power Supply Module, atau dikalangan teknisi sering disebut GACUN. yang di perlukan untuk Membuat Switching Power Supply dari bekas Trafo TV
Gambar dibawah ini adalah koker ferite yang sudah saya dibuka dan lilitan aslinya juga udah di buka
Gambar dibawah ini menunjukkan selesai membuat lilitan Primer pertama (P1: 55 lilit. Ø kawat email 0.6mm)
Selesai dah tinggal pasang kembali Ferite nya
Cara melepas Ferite Sobat yang berhagian tentu mengalami kesulitan dalam melepas Ferite nya bukan...?? sama saya juga awalnya gitu, tapi setelah saya temukan tip dan triknya mudah sekali melepas Ferite tersebut ga sampai lima menit..Nih tak kasih ilmunya tapi jangan bilang bilang ya... klu ada yang tanya suruh aja kesini... heheh... Gini caranya: rebus air sampai mendidih kemudian masukkan trafo yang mau dilepas Feritenya kedalam air panas menggelegak tersebut, tunggu beberapa saat kira kira 1 menit, kemudaian ambil trafo menggunakan tang penjepit, jangan tunggu sampai dingin, justru masih dalam kadaan panas inilah kita mudah melepas feritenya karna parekatnya meleleh. Gunakan alat bantu tang dan obeng tipis untuk menarik ferit. Semoga berhasil… Tabel Kawat Email dan Kemampuannya

Menentukan B-C-E Transistor Menggunakan Rangkaian.

Menentukan Basis-Collector-Emitter Transistor Menggunakan Rangkaian

Basis-Collector-Emitter Transistor
Testing procedure:
  • Connect randomly the pins of the transistor under test to J1, J2 and J3 sockets or clips.
  • Close SW1, SW2 and SW3.
  • Push on P1; if the transistor is in good health the response of the Identifier will be:
  • Two terminals will show both LEDs illuminated, the remaining one will show a single LED illuminated.
  • If the LED illuminated is Red, the pin connected to the related connector will be the Base of a NPN transistor.
  • If the LED illuminated is Green, the pin connected to the related connector will be the Base of a PNP transistor.
  • Open the switch related to the single illuminated LED: the two terminals showing both LEDs illuminated will change their state and a single LED per terminal will be illuminated. The LED which previously indicated the Base pin will turn-off.
  • If the transistor was previously identified as NPN, the pin connected to the now illuminated Green LED will be the Emitter, whereas the pin connected to the Red LED will be the Collector.
  • If the transistor was previously identified as PNP, the pin connected to the now illuminated Red LED will be the Emitter, whereas the pin connected to the Green LED will be the Collector.

his procedure will suffice for reliable pin identification of most transistor types. In some cases, mainly when low-gain high power transistors are tested, the LED could illuminate faintly and reliable pin identification could be not so easy. Pushing both P1 and P2 will remedy this shortcoming.



Important

Unfortunately, testing Darlington type transistors could lead to some trouble. In fact, the Base pin and the polarity of these transistor types will be correctly shown by the Pin Identifier in the same way as common transistors, but Collector and Emitter pins will be displayed inverted; i.e. if the transistor was previously identified as NPN, the pin connected to the now illuminated Green LED will be the Collector (NOT the Emitter), whereas the pin connected to the Red LED will be the Emitter (NOT the Collector). On the other hand, if the transistor was previously identified as PNP, the pin connected to the now illuminated Red LED will be the Collector (NOT the Emitter), whereas the pin connected to the Green LED will be the Emitter (NOT the Collector).
This is due to the fact that Darlington power transistors usually incorporate on the same chip a reverse-connected diode across Emitter and Collector. Doubts can be easily dissipated pushing on P2: Darlington transistors will cause all two LED pairs related to Emitter and Collector pins to illuminate brightly. On the contrary, common transistors will cause only a faint illumination of the remaining LEDs and, usually, a single LED indicating the Collector pin will illuminate.

Rangkaian Volt Meter Digital sederhana

Digital voltmeters are instruments that measure voltage or voltage drop in a circuit. They use solid-state components and display values digitally. Typically, digital voltmeters (digital volt meters) are used to locate excessive resistance that may indicate an open circuit or ground. They are also used to identify low voltage or voltage drops that may indicate a poor connection. Digital voltmeters are connected in parallel (and never in series) with the circuit being tested so that the meter can tap a small amount of current. The positive lead is connected to the circuits positive side and the negative lead is connected to the circuits ground. The digital voltmeters internal resistance is the impedance, which is usually expressed in ohms per volt. This amount is relatively high in order to prevent the device from drawing significant current and disturbing the operation of the circuit being tested. The sensitivity of the current meter and the value of the series resistance determine the range of voltages that digital voltmeters can measure.

Digital voltmeters can measure a range of alternating current (AC) voltages, direct current (DC) voltages, or both AC and DC voltages. Devices typically display between three and seven digits. Some digital voltmeters can capture minimum and maximum voltages called spike readings.

In the picture below is a series of simple digital voltmeter using the Seven-segment display, this series based ICL7107.The ICL7107 is a 3 1 / 2 digit LED A / D convertor. It contains an internal voltage reference, high isolation Switches analog, sequential control logic, and the display drivers. The auto-zero adjust ensures zero reading for 0 volts input.
Rangakaian Voltmeter digitalGambar skema Rangkaian Voltmeter digital

Mengukur Kerusakan Fet Dengan Multimeter

FET is divided into two families: Junction FET (JFET) and Insulated Gate FET (IGFET) or also known as Metal Oxide Silicon (or semiconductor) FET (MOSFET). In contrast to the IGFET, the JFET gate terminal forming a diode with the channel (semiconductor material between the Source and Drain). In its function, this makes N-channel JFET to be a solid-state version of the vacuum tubes, which also forms a diode between the grid and cathode. And also, both (JFET and vacuum tubes) work in "depletion mode", both have a high input impedance, and they conduct electrical current under the control of the input voltage.

Mengukur  Kerusakan Fet Dengan Multimeter
Mengukur Kerusakan Fet Dengan Multimeter

Determination of FET performed by investigators x100 range of black and red on the Source Gate. When the needle to deviate, then the FET is kanalP Janis and if not, the FET is the channel N.

Damage to the FET can be observed with a series of pictures. Range is placed on x1k or x10k, potensio at a minimum, the resistance should be small. When potensio rotated to the right, the resistance should be infinite. If this does not happen, then the possibility of FET damaged.

Check Phase schema

Skema cek phase

Bulan yang lalu saya sudah bahas tentang Cek Phase dan kali ini saya unggah skema Cek Phase yang
pernah saya janjikan,,dengan skema sederhana ini smoga bisa bermamfaat dan setidaknya untuk
wawasan


GAMBAR YANG SUDAH JADI DENGAN PCB LUBANG
Typetype ic cek phase
IC.1-CD 4049

IC.2-CD 4093

IC.3-HEF 4027

catatan:pada zener dioda 5v.sedangakan type pembangkit pulse-nya CD 4093
Usahakan pada type HEF 4027 merk philip agar sempurna.

Rangkaian Bass-Midle-Treble (3 line) Crossover AktiF

Bass-Midle-Treble (3 line) Crossover Aktif


This is a simple treble-midle-bass (3-way) crossover Circuit, intended for triamping Hi-Fi systems. This is a conventional 12dB / Octave unit, and cannot be expected to have the same performance as a Linkwitz-Riley aligned filter network. It will still be a vast improvement over nearly any passive crossover, and is ideal for beginners or those who want to experiment further with multi-amping, but without the complexity of a major project. The retuning (to (sub)-Bessel / Linkwitz-Riley alignment) is recommended, as the performance will be more in line with modern standards - see information below.

Rangkain Bass-Midle-Treble (3 line) Crossover AktifSkema Rangkain Bass-Midle-Treble (3 line) Crossover Aktif



Low-mid range: Low pass filter, fh = 300 Hz.
fh = 1 / (2 * π * R1 * C1), assuming R1 = R2 & C1 = C2 = 10nF. This yields R1 = R2 = 53K (used 56K).

Mid range: Low pass filter, fh = 3000 Hz, followed by a high pass filter fl = 300 Hz.
Assuming R1 = R2, R3 = R4, C1 = C2 = C3 = C4 = 10nF.

For the low pass, fh = 1 / (2 * PI * R1 * C1), yields R1 = R2 = 5.3K (used 5.6K).
For the high pass, fl = 1 / (2 * PI * R3 * C3), yields R3 = R4 = 53K (used 56K).

Mid-high range: High pass filter, fl = 3000 Hz.
fl = 1 / (2 * PI * R3 * C3), assuming R3 = R4 & C3 = C4 = 10nF. This yields, R3 = R4 = 5.3K (used 5.6K).


In the above schematic are shown the low-mid range, mid range mid-high range filters. The x'over frequencies chosen are 300Hz and 3000Hz. Thus the low-mid range filter has a cut-off frequency of 300 Hz, the mid range has a lower cut-off at300 Hz and an upper cut-off at 3000Hz, and the mid-high range has a cut-off frequency of 3000 Hz. Please see references (2) for the x'over frequencies.

Rangkaian Cross Over Mini

Kali ini kita akan mencoba untuk membuat suatu bentuk cross over dengan ukuran yang mini. Tetapi tidak mengurangi kualitas hasil yang didapat dari Rangkaian Cross Over Mini ini. Sedangkan bentuk cross over ini disajikan khusus bagi pemula agar mudah untuk merakit sendiri tanpa banyak mengalami kesulitan. Komponen yang digunakan pun mudah untuk didapat.
Gambar Skema Rangkaian Cross Over Mini
Komponen-komponen yang diperlukan :
Resistor :
R1           =  390 K
R2           =  2 K 2
R3           =  220 K
R4, R5       =  150 K
R6, R8, R11  =  3 K 9
R7, R9, R10  =  100 K
Kondensator :
C1                 = 5uF (elektrolit)
C2, C3          =  353, 33 pF
Semikonduktor :
T1 – T3         =  BC 109
Lain-lain :
Sumber daya yang diperlukan 3 Volt
Rangkaian Cross Over Mini yang disajikan kali ini menggunakan sebelas buah transistor, 3 buah transistor dengan tipe yang sama, 3 buah kapasitor dan sumber daya sebesar 3 Volt. Jadi tidak begitu sulit jika kita merakitnya sendiri.
Biarpun bentuknya cuma sederhana, tetapi dapat menghasilkan suatu bentuk nada yang seimbang. Maka artinya adalah pembagian nada antara bass dan treble sangat seimbang. Sedangkan nada bass dihasilkan oleh woofer, dan untuk nada treble-nya dihasilkan oleh tweeter.

Skema Video selector


Dengan jenis pengaturan, Anda harus menonton hanya satu layar daripada harus segudang CRT.

Beralih di antara beberapa kamera juga akan mencegah gambar burn-in pada monitor.

Jenis-jenis monitor, sayangnya, juga sangat mahal, mengimbangi penghematan biaya dari bahkan

kamera pengintai termurah. Beralih video juga tersedia, tetapi biaya switcher dan monitor bisa semahal unit kombinasi monitor / switcher. Sebuah alternatif bagi switcher video adalah untuk membangun sendiri. Terima kasih kepada beberapa IC baru ini diperkenalkan, biaya dan usaha merancang dan membangun unit tersebut telah menjadi baik cukup terjangkau dan mudah.

Switcher video yang dijelaskan di sini dapat menampilkan output dari dua, tiga, atau empat kamera pada satu monitor. Jumlah kamera diatur oleh DIP switch pada papan sirkuit. Fitur yang menghindari menampilkan kosong jika kurang dari empat kamera yang digunakan oleh sekuensing dengan hanya masukan yang terhubung ke kamera. Dalam modus otomatis, kamera yang diaktifkan pada tingkat yang dapat divariasikan dengan kontrol panel mount. Tingkat switching dapat diatur dari sekitar sekali per detik untuk sekitar sekali setiap 20 detik. Dalam modus manual, satu output kamera ditampilkan terus menerus. Sebuah switch-sesaat beralih kemudian digunakan untuk langkah melalui berbagai kamera.

Switcher video yang dijelaskan di sini dapat menampilkan output dari dua, tiga, atau empat kamera pada
 satu monitor. Jumlah kamera diatur oleh DIP switch pada papan sirkuit. Fitur yang menghindari
 menampilkan kosong jika kurang dari empat kamera yang digunakan oleh sekuensing dengan 
hanya masukan yang terhubung ke kamera. Dalam modus otomatis, kamera yang diaktifkan pada
 tingkat yang dapat divariasikan dengan kontrol panel mount. Tingkat switching dapat diatur dari 
sekitar sekali per detik untuk sekitar sekali setiap 20 detik. Dalam modus manual, satu output kamera
 ditampilkan terus menerus. Sebuah switch-sesaat beralih kemudian digunakan untuk langkah melalui 
berbagai kamera.

Cara kerjanyaJantung dari switcher video adalah Maxim MAX454. Bahwa sirkuit terintegrasi berisi 
multiplexer empat arah video dan penguat yang beroperasi sebagai sopir garis rendah impedansi. 
Output video yang dihasilkan berkualitas tinggi dengan distorsi fase yang sangat rendah. Input video 
yang dipilih dengan menggunakan bilangan biner ke input alamat. Jumlah biner juga digunakan untuk 
menyalakan rangkaian LED yang menunjukkan masukan kamera whichh yang sedang dipilih. 
Sirkuit ini didukung oleh 9-volt AC dinding-adaptor transformator, dua dioda, dan dua regulator tegangan
.Sirkuit deskripsiGambar 1 adalah diagram skematik switcher video. Multiplexer IC1 memiliki input video 
empat, dua input alamat, satu video output, satu input penguat eksternal, dan dan tiga terminal daya. 
Kamera-kamera video yang terhubung ke input video melalui J1-J4. Masukan dihentikan dengan 
75 ohm resistor R1-R4. Gain dari penguat video internal diatur oleh jaringan umpan balik terhubung 
ke pin 13 dari IC1. Bahwa jaringan umpan balik terdiri dari R5-R8 dan C3. Keuntungan tersebut 
diatur ke 2 untuk mengkompensasi kerugian melalui terminator 75 ohm resistor, R9. 
Keuntungan bersih yang dihasilkan adalah 1 pada J5 output.Rangkaian biner menangani dibangun IC2, 
counter dekade CD4017. Bahwa chip menghasilkan satu output positif pada waktu pada masing-masing
 dari sepuluh output dalam urutan untuk setiap pulsa clock. Pertama empat output pada pin 3,2,4, dan 7 
yang terhubung ke transistor Q1-Q4. Mereka mendorong transistor LED1-LED4 melalui arus resistor 
R15 membatasi. Keluaran dari IC2 (pin 2,4, dan 7) juga diterjemahkan ke dalam logika biner oleh dioda
 D1-D4. Logika biner dikirim ke baris alamat masukan dari IC1.Jumlah kamera yang terhubung ke video 
switcher diatur dengan S1. Setiap switch S1 terhubung ke output dari IC2. Jika, misalnya, hanya ada
 dua kamera terhubung ke switcher video, S1-ditutup. Yang menghubungkan output ketiga untuk garis 
reset IC2 itu. Ketika kemajuan IC2 ke hitungan ketiga, output yang melewati S1-untuk reset, dan IC2 
reset ke nol, mengaktifkan kamera pertama. Urutan akan kamera 1, kamera 2, kemudian kembali ke
 kamera 1. Menutup S1-b atau S1-c bukan S1-akan membiarkan siklus Video switcher melalui tiga atau 
empat kamera, masing-masing.Jam pulsa untuk counter dihasilkan oleh IC3, sebuah LMC555 CMOS timer. Denyut nadi dan lebar pulsa dikendalikan oleh C4, R10 R11 dan R12 potensiometer. Dengan menyesuaikan R12, frekuensi output dari IC3 dapat dikendalikan antara 1 Hz dan Hz 1/20. Jam pulsa dari IC3 terhubung ke IC2 melalui S2, toggle switch tiga posisi. Switching S2 ke posisi otomatis memungkinkan pulsa dari IC3 memilih kamera berikutnya pada tingkat yang ditetapkan oleh R12. Ketika S2 adalah di tengah-off posisinya, switching tidak terjadi, dan apa pun masukan kamera yang dipilih melewati ke output.Posisi pilih pada S2 adalah kontak sesaat. Posisi meningkatkan masukan clock IC2 sampai 5 volt, yang peningkatan jumlah biner dan memilih kamera depan. Ketika S2 dilepaskan, itu mata air kembali ke pusat-off posisinya. Input clock IC2 kemudian diadakan pada tingkat rendah logika dengan R13. The MAX454 memerlukan ± 5 volt sedangkan IC lain hanya memerlukan +5 volt. Power disuplai oleh AC adaptor T1, dioda penyearah D5 dan D6, regulator IC4 dan IC5, dan filter kapasitor C6-C9.KonstruksiKarena sinyal video frekuensi tinggi yang terlibat, video switcher harus dibangun pada papan sirkuit. Rangkaian ini cukup sederhana agar termuat pada papan satu sisi dengan hanya dua jumper diperlukan. Pola foil termasuk untuk etsa dan pengeboran papan Anda sendiri. Atau, sebuah papan terukir dapat dibeli dari sumber yang diberikan dalam daftar bagian. Sebuah fitur yang desain papan adalah tanah jejak yang berjalan antara semua jejak sinyal video untuk menjaga kebisingan diinduksi dan crosstalk antara sinyal ke minimum.Cuaca Anda etch papan dari pola foil atau pembelian satu dari sumber dalam daftar bagian, menggunakan diagram bagian-penempatan dalam ara. 2 untuk penempatan komponen. Hal ini paling mudah untuk menginstal dan solder resistor dan dioda pertama. Setelah komponen-komponen berada di tempat, memo lead komponen dapat digunakan untuk dua kabel jumper. Selanjutnya, instal S1 dan soket untuk IC2 dan IC3. Jangan menggunakan socket untuk IC1, multiplexer MAX454.Ketika menginstal J1-J5, pegang konektor ketat terhadap papan sementara solder pin pusat. Perakitan kemudian dapat ditempatkan pada permukaan yang tahan panas dan pin tanah disolder. Karena ukuran dan massa, solder besi yang lebih besar mungkin diperlukan untuk solder J5-J1. Jika papan mungkin rusak jika panas diterapkan terlalu lama. Setelah konektor yang disolder di tempat, Q1-Q4, IC4, IC5, dan semua kapasitor dapat diinstal. LED harus dipasang berikutnya, meninggalkan lead panjang mereka sehingga mereka bisa ditekuk untuk mencapai melalui panel depan kandang.Periksa orientasi komponen terpolarisasi, sehingga mereka tidak diinstal mundur karena kecelakaan. Setelah komponen disolder pada tempatnya, menghapus itu menjadi jauh lebih sulit. Solder dua 3-inci panjang kabel ke dua terminal dari R12 yang searah jarum jam saat melihat potensiometer dari belakang. Hubungkan kabel tersebut pada lubang untuk R12 di papan tulis. Tiga tambahan 3-inch kabel panjang yang disolder ke terminal S2. Terminal pusat terhubung ke lubang dekat C5 dan R13.Terminal sesaat-kontak terhubung ke lubang dekat R14. Terminal tersisa menghubungkan ke lubang dekat IC3 dan R10. Solder IC1 langsung ke papan sirkuit. Yang akan menghasilkan panjang memimpin sesingkat mungkin untuk sinyal video. Plug IC2 dan IC3 ke dalam rongganya, berhati-hati untuk menangani mereka sebagai statis sensitif-perangkat CMOS. Solder T1 mengarah ke papan. Periksa papan atas kesalahan kabel, sambungan solder buruk, dan komponen yang salah. Setelah perakitan diperiksa, dapat diuji.PengujianPlug T1 ke stopkontak AC dan mengukur tegangan di C8 C9 nd. Tegangan pada C8 harus mengukur +5 volt. Di seluruh C9, tegangan harus -5 volt. Untuk memilih dua kamera, mengatur S1-pada, untuk memilih tiga kamera, mengatur mengatur S1-b pada, dan untuk memilih semua empat kamera, mengatur S1-c pada. Hanya satu saklar pada suatu waktu harus di. Ketika beralih S2 toggled ke posisi sesaat, yang LED harus urutan dengan indikator berikutnya setiap kali S2 toggled. Urutan dari LED harus siklus dari 1 sampai 4 dan ulangi. Ketika S2 diatur otomatis, LED secara otomatis harus pada tingkat yang harus bervariasi sebagai potensiometer R12 disesuaikan. Hubungkan kamera untuk J1-J4 dan monitor untuk J5.Sinyal video pada monitor harus beralih dari kamera ke kamera sesuai dengan LED. Setelah pengujian selesai, lubang bor yang sesuai dalam kandang yang cocok untuk J1-J5, LED1-LED4, S2, dan R12. Gunung papan di kandang yang menggunakan perangkat keras mounting untuk J1-J5 untuk menahannya di tempat. Gunung R12 dan S2 di panel depan dan tekuk LED sehingga mereka cocok melalui lubang-lubang di panel. Lubang untuk kabel T1 harus dibor pada titik di mana kedua bagian kandang bertemu.Ikat simpul di kawat untuk menghilangkan ketegangan dan menempatkan kawat di lubang kandang dengan simpul di bagian dalam kandang sebelum menutup kasus ini. Yang melengkapi proyek. Jika semua telah berjalan dengan baik, seperti yang mungkin, Anda video switcher sekarang siap untuk digunakan.

 SEMICONDUCTORS
  • IC1 - MAX454 multiplexer, integrated circuit (MAXIM)
  • IC2 - CD4017 decade counter, integrated circuit
  • IC3 - LMC555 timer, integrated circuit
  • IC4 - 78l05 voltage regulator, integrated circuit
  • IC5 - 79l05 voltage regulator, integrated circuit
  • Q1-Q4 - MPSA14, NPN transistor
  • D1-D4 - 1N914, silicon diode
  • D5, D6 - 1N4004, silicon diode
  • LED1-LED4 - Light emitting diode, red
RESISTORS
  • R1-R4, R9-R15 - 75 ohm
  • R5 - 150,000 ohm
  • R6 - 620 ohm
  • R7 - 1100 ohm
  • R8 - 1000 ohm
  • R10 - 10,000 ohm
  • R11 - 51,000 ohm
  • R12 - I megohm potentiometer, panel mount
  • R13, R14 - 100,000 ohm
CAPACITORS
  • C1,C2,C5 - 0.1mF, 50WVDC, metalized film
  • C3 - 6.8 pF, ceramic disc
  • C4 - 10 mF, 50 WVDC, low leakage electrolytic
  • C5, C7 - 470 mF, 25 WVDC, electrolytic
  • C8, C9 - 100 mF, 16 WVDC, electrolytic
ADDITIONAL PARTS AND MATERIALS
  • S1 - DIP switch, 3 position
  • S2 - Toggle switch, single pole double throw, one momentary position
  • J1-J5 - Video connector, chassis mount, “F” type
  • T1 - 9 volt AC wall adapter transformer, PC board, IC sockets, LED holders, 22 gauge hookup wire, knob, enclosure, hardware, etc.